Nama : Moch. Rafli T.
No/Kls : 23/XI-IPA1
Budidaya Jamur Tiram, Per Bulan Bisa Raup Rp1,5 Juta
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk
memperoleh pendapatan uang dari hasil tanaman atau budidaya, jika mampu
mengelolanya.
Seperti yang dilakukan Suwarno (50),
warga Jalan Pancasila, Gang Pancasila, Lubuk Pakam ini. Ia membudidayakan jamur
tiram untuk meraup keuntungan. Saban hari ia rutin memperhatikan termometer
yang dipasang di dalam ruang khusus pembuatan rumah budidaya jamur miliknya
yang berada di belakang rumahnya.
Kegiatan pemeriksan alat ukur suhu itu,
kerap dilakukanya saat kondisi cuaca cerah. Dengan memeriksa termometer,
Suwarno yang mulai tertarik membudidayakan jenis Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus) setahun silam itu, harus mengkontrol kondisi suhu di sana.
Dibutuhkan suhu mencapai 10-20 selsius.
Kondisi itu tetap dipertahkannya. Bila suhu di atas ambang tersebut, Suwarno
melakukan penyemprotan terhadap seluruh isi ruangan dengan mengunakan
air.
Dengan mempertahkan kondisi suhu di
sana, serta dapat mengatur kelembapan 85-90 persen serta cahaya mencukupi,
tanaman jamur mulai tumbuh subur. Pertumbuhan jamur tiram mulai terbentuknya
tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.
Sedangkan basidium terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang
jumlahnya banyak.
Dalam membudidayakan jamur tiram.
Suwarno dibantu istrinya Ika Indrani (45). Untuk media budidaya yang
dilakukanya adalah media tanam polybag yang disusun di rak-rak. Cukup
mengeluarkan biaya sekitar Rp500 ribu untuk mendirikan bangunan rumah budidaya.
Bahkan bahanya yang dipakainya cukup
sederhana. Batangan bambu dikombinasi dengan tepas dan beratapkan daun nipa.
Suwarno dapat mendirikan bangunan rumah budidaya dengan ukuran 5 meter x
10 meter. Di sana dibuat empat unit rak bertingkat berbahan bambu.
Untuk rumah budidaya yang telah mengisi
rak-rak bertingkat. Suwarno cukup mengisinya dengan media tanam polybag yang
telah diisi benih jamur tiram. Per media tanam polybag dibelinya Rp3.500 yang
diperolehnya dari petani, yang khusus menjualnya. “Media tanam polybag, sudah
ada yang menjualnya. Kita tinggal membeli serta membudidayakan tanaman jamur
tiram,” bilangnya.
Biasanya media tanam ploybag berisi
serbuk gergaji kayu yang terlebih dahulu dilakukan sterilnisasi (dikukus hingga
suhu tertentu). Kemudian dimasukkan ke dalam plastik, kemudian diberikan benih
jamur tiram.
Setelah seminggu, jamur biasanya akan terbentuk tubuh rumpun jamur dan sudah
ada yang siap dipanen. Umur jamur dari “singit” atau bakal jamur sampai panen
sekitar 3 hari. Ciri serta umur panen jamur tiram, adalah rasanya enak dan
memiliki aroma yang baik jika dipanen.
Pendapatan Suwarno akan bertambah
sekitar Rp1,5 juta per bulan. Pasalnya sekali panen dihasilkan jamur tiram
sekitar 6 kilogram (kg) per tiga hari, dengan harga sekitarnya Rp25 ribu per
kilogram. Meski harga jamur tiram mengiurkan, Suwarno belum berani menjual
jamur tiram produksinya ke pasaran, karena terbentur dengan stok.
Sampai saat ini, jamur tiram produksinya hanya mampu menutupi pasar untuk
wilayah lingkungan tempat tinggalnya. Itupun tidak mampu terpenuhi semuanya.
“Peminat jamur ini banyak. Hasil
penjualan jamur tiram lumayan untuk menambah pendapatan keluarga,” paparnya.
Padahal permintaan jamur tiram untuk wilayah Lubuk Pakam cukup tinggi. Namun
stok jamur tiram terbatas. Keterbatasan stok itu karenakan belum membudayanya usaha
penangkaran jamur yang berwarna putih menyerupai tiram itu pada warga. (btr)
Siapkan Sarana produksi
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses
budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha
ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri).
Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram
terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jamur tiram
ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana
produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai
pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram.
Ruangan Budidaya Jamur Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalam rumah, biasanya
bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa
ruangan, diantaranya:
1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan
Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media
tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk
menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam
yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28
derajat dengan kelembaban 60% – 80%. Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak
bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah
di inokulasi.
4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan
untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak
penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram
dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan
kelembaban 80 – 90%.Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur di antaranya,
Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit,
centong. Jika ingin berhasil memang harus lengkap menyiapkan sarana
produksinya. (net/jpnn) http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=58971